Oleh : Ustadz Sholih Hasyim
Ada tiga macam sifat yang sangat merusak (muhlikat ), menjadi induk perbuatan dosa pertama bagi anak Adam. Pertama adalah kesombongan (al kibr). Sifat inilah yang dimiliki oleh Iblis sehingga dia menyimpang ke jalan kesesatan.
Kedua adalah tamak (al hirsh). Sifat inilah yang membuat Adam keluar dari surga.
Ketiga adalah dengki (al hasad). Sifat inilah yang membuat salah satu anak Adam membunuh saudaranya.
إِيَّاكُمْ وَالْكِبْرَ فَإِنَّ إِبْلِيْسَ حَمَلَهُ الْكِبْرُ أَلاَّ يَسْجُدَ ِلآدَمَ وَإِيَّاكُمْ وَالْحِرْصَ فَإِنَّ آدَمَ حَمَلَهُ الْحِرْصُ عَلَى أَنْ آكَلَ الشَجَرَةَ وَإِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ ابْنَيَ آدَمَ قَتَلَ أَحَدُهُمَا اْلآخَرَ حَسَدًا هُنَّ أَصْلُ كُلِّ خَطِيْئَةٍ (رواه ابن عساكر عن ابن مسعود رضي الله عنه)
“Waspada dan jauhi al-kibr (sombong), karena sesungguhnya Iblis terbawa sifat al-kibr sehingga menolak perintah Allah Subhanahu Wata’ala agar bersujud (menghormati) kepada Adam ‘alaihis salam. Waspada dan jauhi al-hirsh (serakah), karena sesungguhnya Adam ‘alaihis salam terbawa sifat al-hirsh sehingga makan dari pohon yang dilarang oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Waspada serta jauhi al-hasad (dengki), karena sesungguhnya kedua putra Adam ‘alaihis salam salah seorang dari keduanya membunuh saudaranya hanya karena al-hasad. Ketiga sifat tercela itulah asal segala kesalahan (di dunia ini).” (HR Ibnu Asakir dari Ibnu Masud, dalam Mukhtaru al-Ahadits).
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَاناً فَتُقُبِّلَ مِن أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil; “Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Maidah (5) : 27).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir (QS. Al Baqarah : 34)..
وَيَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلَا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
(Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim" (QS. Al Araf : 17)..
فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ ۖ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَىٰ حِينٍ
Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan" (QS. Al Baqarah : 36)..
Ibnul Qoyyim – rahimahullah - mengatakan, “Barangsiapa yang terbebas dari tiga sifat ini, maka dia akan terlindung dari segala macam kejelekan. (Ketahuilah), kekafiran itu berasal dari sifat sombong. Maksiat berasal dari sifat tamak. Sikap melampaui batas dan kezholiman berasal dari sifat dengki (hasad).”
Itulah faedah berharga dari dokter hati, Ibnu Qoyyim Al Jauziyah. Sifat sombong inilah yang membuat iblis tetap dalam kekafirannya. Karena yang namanya sombong kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.
Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim). Hadits ini diberi judul oleh An Nawawi dalam Shahih Muslim: “Bab Haramnya Sifat Sombong dan Penjelasannya.”
Sifat sombong inilah yang membuat seseorang sulit masuk surga yang penuh kelezatan.
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
“Tidak akan masuk surga yaitu orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar semut kecil.” (HR. Muslim)..
Sifat tamak atau rakus membuat seseorang mudah terjerumus dalam maksiat. Lihatlah bagaimana Nabi Adam ‘alaihis salam bisa keluar dari surga, sebabnya adalah memakan tanaman yang haram untuk dimakan. Maksiat ini berasal dari sifat tamak (serakah). Begitu juga orang mudah terjerumus dalam perzinaan, berdua-duaan dengan lawan jenis tanpa mahrom, melihat gambar yang tidak layak untuk dipandang semacam gambar porno; itu semua terjadi karena adanya sifat tamak pada diri seseorang.
Sedangkan sifat dengki atau iri hati akan membuat seseorang melampau batas dan berbuat zholim pada orang lain.
Sifat dengki inilah yang menjadikan saudara-saudara Yusuf untuk mencelakai Yusuf dan membohongi ayahnya (Yakub)..
وَجَاءُوا عَلَىٰ قَمِيصِهِ بِدَمٍ كَذِبٍ ۚ قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا ۖ فَصَبْرٌ جَمِيلٌ ۖ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ عَلَىٰ مَا تَصِفُونَ
Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya'qub berkata: "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan" (QS. Yusuf : 18)..
فَلَمَّا ذَهَبُوا بِهِ وَأَجْمَعُوا أَنْ يَجْعَلُوهُ فِي غَيَابَتِ الْجُبِّ ۚ وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِ لَتُنَبِّئَنَّهُمْ بِأَمْرِهِمْ هَٰذَا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar sumur (lalu mereka masukkan dia), dan (di waktu dia sudah dalam sumur) Kami wahyukan kepada Yusuf: "Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tiada ingat lagi" (QS. Yusuf : 15)..
Itulah 3 sifat yang harus diwaspadai setiap muslim. Niscaya dengan menjaga 3 hal ini, seseorang akan terhindar dari segala macam kejelekan. Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnul Qoyyim, tiga sifat buruk inilah sumber segalam macam dosa.
Kisah Inspiratif
Dikisahkan, seorang kaya membeli budak dan memperlakukannya dengan baik. Pakaian bagus dan makanan bergizi selalu dipenuhi. Dikemudian hari, sang majikan hendak membebaskan dan memberinya modal untuk menjalani kehidupan sendiri.
Suatu saat, sang majikan bertanya, “Tahukah engkau mengapa diperlakukan sebaik ini ?" Budak menjawab, “Tidak tahu tuan.”
“Aku punya satu permintaan. Jika bisa memenuhi, engkau akan menerima imbalan yang banyak. Tetapi jika menolak, aku sangat kecewa”. “Saya akan memenuhi apa yang tuan inginkan,” kata si budak.
“Engkau harus berjanji tidak menolaknya,” desak majikan. “Saya berjanji akan melakukan yang tuan kehendaki,” jawabnya. Lalu, majikan berkata, “Aku minta engkau membunuhku pada waktu dan tempat yang ditentukan.”
“Bagaimana mungkin saya melakukannya ?“ kata si budak terperangah. “Itulah yang aku inginkan,” kata majikannya.
Tiba masanya, tepat di tengah malam yang hening, sang majikan memberi sebilah pisau dan sekantung uang. Mereka memanjat atap rumah tetangganya. Si budak bertanya, “Kenapa tuan melakukan ini ?”
Ia menjawab, “Aku sangat benci dan lebih baik mati daripada melihatnya. Sejak lama kami bersaing, tapi ia lebih maju dalam segala hal. Aku ingin ia dipenjara atas pembunuhan ini. Semua orang akan menuduhnya dan dihukum selamanya.” Seakan tak percaya, budak itu berkata, “Tuan tampak seperti orang bodoh dan pantas mendapat kematian ini.” Lalu, ia pun memenuhi janji lalu pergi meninggalkannya.
Keesokan hari, khalayak gempar mendengar kejadian tersebut. Sebab tidak ada saksi mata, maka penegak hukum menangkap tetangganya dan dihukum penjara. Meskipun tak seorang pun percaya jika ia yang melakukan. Setelah berlalu waktu yang lama, hati nurani si budak itu pun tergugah.
Lalu, mengakui dan menceritakan peristiwa yang sebenarnya. Akhirnya, ia dan tetangga yang menanggung derita itu pun dibebaskan. Kisah ini disarikan dari buku: “Manusia Sempurna” karya Murtadha Mutahhari, 1993.
Kisah tragis tersebut mengajarkan tentang harga yang sangat mahal dari sebuah kedengkian. Ia bukan hanya menghancurkan diri sendiri, tetapi juga orang lain yang tak bersalah. Bagi pendengki, tidak perlu alasan yang benar untuk berbuat kezaliman, sebab hatinya telah dipenuhi dendam membara.
Allah SWT menuntun kita berdoa,
"Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman..."(QS al-Hasyar[59} : 10).
Begitu pula, kita mohon perlindungan dari keburukan orang yang dengki (QS al-Falaq [113]: 5).
Syaikh Muhammad al-Gazali dalam buku “Akhlak Seorang Muslim” menjelaskan, dengki adalah perasaan tidak senang terhadap orang yang mendapat nikmat. Sebaliknya, merasa senang melihat orang kehilangan nikmat tersebut. Artinya, kita susah melihat orang lain senang dan senang melihat orang lain susah. Nabi SAW bersabda, “Dengki akan memakan kebaikan seperti api membakar kayu” (HR Ibnu Majah).
Walhasil, iman tak akan menyatu dengan dengki pada hati seorang Muslim. Untuk itu, mujahadah (upaya batiniyah maksimal) membersihkan diri dari segala penyakit hati mesti dilakukan terus-menerus.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Ustadz Sholih Hasyim, Pengurus DPP Hidayatullah, tinggal di Kudus