MENURUT pengertian bahasa, al-Nifaq (munafik) itu adalah masdar kalimat nafaqa dari suku kata nafaqa, yaitu sarang sekawanan tikus. Jika binatang ini diganggu dari luar, ia akan membentur-benturkan kepala-nya, lalu ia keluar. (dalam Lisanul Arab, Ibnu Manzur).
Yang satu menampakkan diri, dan yang lainnya tetap bersembunyi di dalam. Munafik ialah apa yang ada di dalam batin berlawanan dengan apa yang tampak di luar, atau menampakkan kebaikan dan menyembunyikan yang sebaliknya.
Sementara menurut pengertian Islam, munafik itu ada dua. Petama, ialah munafik i’tiqadi keyakinan, yakni kalau apa yang ada pada batin berbeda dengan apa yang tampak pada lahiriahnya dalam hal keyakinan iman. Kedua, ialah munafik amali ‘dalam hal amal yakni jika apa yang ada di dalam batin berbeda dengan lahiriahnya dalam hal selain itu.
Menurut definisi lbnu Rajab, munafik dalam pengertian syariat itu terbagi menjadi dua bagian. Pertama ialah munafik besar. Yaitu jika seseorang memperlihatkan iman kepada Allah, kepada malaikat-malaikat Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada rasul-rasul Nya, dan kepada dan Hari Kiamat, namun ia menyembunyikan sesuatu yang bertententangan dengan semua atau sebagian dari hal tersebut.
Gejala kemunafikan sesungguhnya telah muncul sejak pembentukan masyarakat Islam awal. Yakni, selalu ada sekelompok orang yang tidak mempunyai keyakinan tentang Islam, namun demi melindungi kepentingan dirinya mereka memperkenalkan dirinya secara lahiriah sebagai seorang muslim.
Dalam masyarakat Islam yang baru terbentuk menyusul hijrahnya Rasulullah ﷺ dari Makkah ke Madinah, ada sekelompok manusia yang menyatakan keimanannya secara lahiriah kepada Rasulullah ﷺ demi melindungi kepentingan pribadinya, namun dalam dirinya mereka tidak beriman sama sekali dan tidak percaya Nabi Muhammad sebagai utusan Allah Swt.
Dalam lanskap al-Quran, definisi kemunafikan tidak hanya terbatas disebutkan untuk kelompok ini, melainkan juga mencakup sebagian orang mukmin yang selalu berteman dengan orang-orang kafir dan menjadikan mereka sebagai pemimpinnya.
Dalam ayat 138 surah al-Nisa’ dikatakan;
بَشِّرِ الۡمُنٰفِقِيۡنَ بِاَنَّ لَهُمۡ عَذَابًا اَلِيۡمًا
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih.” (QS: Surat An-Nisa’: 138).
Kelompok inilah yang membuat banyak masalah bagi Nabi dan masyarakat Islam yang baru berdiri. Allah Swt berkali-kali memperingatkan orang-orang seperti.
Salah satu peringatan yang disampaikan adalah tempat abadi mereka adalah neraka yang paling bawah, yang di dalamnya tidak ada teman dan siapa pun yang dapat membantunya. Atau, di dunia Allah menstempel hati mereka dan menutup telinga dan mata mereka.
Allah mengambil cahaya dari mereka dan membiarkan mereka kegelapan, sehingga mereka tidak sanggup memilih dan memilah jalan kebahagiaan. Menyimak peringatan Allah Swt ini akan menjadikan kita memahami bahwa apabila seseorang telah mengiadap penyakit kemunafikan, dia tidak akan dapat melihat kebahagiaan di dunia dan akhirat dan tidak ada yang dapat menyelamatkannya.
Karena itu, Allah Swt berfirman kepada Nabi-Nya
سَوَآءٌ عَلَيۡهِمۡ اَسۡتَغۡفَرۡتَ لَهُمۡ اَمۡ لَمۡ تَسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡؕ لَنۡ يَّغۡفِرَ اللّٰهُ لَهُمۡؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الۡفٰسِقِيۡنَ
“Sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) mohonkan ampunan untuk mereka atau tidak engkau mohonkan ampunan bagi mereka, Allah tidak akan mengampuni mereka; sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS:. al-Munafiqun [63]: 6).
Munafik adalah musuh yang perlu diwaspadai
Bahwasanya Allah mengingatkan Nabi-Nya bahwa orang-orang munafik lebih layak dimusuhi, diperangi, dan dihadapi atas sikap permusuhan yang mereka tampakkan pada agama daripada musuh yang jauh, yang sudah dikenal, dan yang terburuk.
Di dalam surat Al-Munafiqun Allah Ta’ala berfirman:
وَاِذَا رَاَيۡتَهُمۡ تُعۡجِبُكَ اَجۡسَامُهُمۡ ؕ وَاِنۡ يَّقُوۡلُوۡا تَسۡمَعۡ لِقَوۡلِهِمۡ ؕ كَاَنَّهُمۡ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌ ؕ يَحۡسَبُوۡنَ كُلَّ صَيۡحَةٍ عَلَيۡهِمۡ ؕ هُمُ الۡعَدُوُّ فَاحۡذَرۡهُمۡ ؕ قَاتَلَهُمُ اللّٰهُ اَنّٰى يُـؤۡفَكُوۡنَ
“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh yang sebenarnya. Maka waspada lah terhadap merekat semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?” (QS: Al-Munafiqun: 4)
Dalam ayat ini Allah mengingatkan, bahwasanya mereka adalah musuh yang patut diwaspadai. Tindakan makar serta tipu daya mereka yang menyerang kaum Muslimin demi kepentingan orang-orang kafir lebih mendesak untuk diperhatikan.
Di dalam Surat At-Taubah dan Surat Al- Tahrim disebutkan:
يٰۤاَيُّهَا النَّبِىُّ جَاهِدِ الۡـكُفَّارَ وَالۡمُنٰفِقِيۡنَ وَاغۡلُظۡ عَلَيۡهِمۡؕ وَ مَاۡوٰٮهُمۡ جَهَـنَّمُؕ وَبِئۡسَ الۡمَصِيۡرُ
Wahai Nabi! Berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. (QS: At-Taubah: 73).
4 ciri orang munafik menurut Nabi Muhammad ﷺ
Rasulullah pernah menyebutkan ciri orang munafik. Disebutkan dalam hadits Abdullah bin Amr dan Abu Hurairah bahwa Nabi ﷺ bersabda,
أربع من كن فيه كان منافقا خالصا ، ومن كانت فيه خصلة منه كانت فيه خصلة من التقاق حتى يدعها ، إذا اوتی خان ، وإذا حدث كذب ، وإذا عاهد غدر ، وإذا اؤمن تخاصم فجر
“Ada empat tabiat barangsiapa ketepatan ada padanya, maka ia adalah seorang munafik yang murni, dan barangsiapa padanya terdapat salah satu tabiat dari keempat tersebut, berarti padanya ada satu tabiat di antara kemunafikan sampai ia mau meninggalkanya; yaitu (1) apabila dipercaya ia berkhianat, (2) apabila berbicara ia berdusta, (3) apabila berjanji ia melanggarnya, (4) dan apabila bertengkar/cekcok ia menghindar dari kebenaran.”*
Rep: Ahmad
Sumber : www.hidayatullah.com